Kamis, 29 Oktober 2015

TOLERANSI KERETA API

"Sikap toleransi bukan memandang keperbedaan sebagai dasarnya namun justru harus memandang kemanusiaan yg saling menghargai dan menghormati yang harus dijunjung tinggi. Seperti Allah memandang manusia seperti biji mataNya"



Berada di kota Jakarta dengan segala keunikannya membuat saya dapat melihat dengan jelas didepan mata, gaya hidup yang telah mengikis budaya dan penghargaan manusia satu dengan yang lainnya yang tidak lagi memandang manusia satu dengan lainnya adalah ciptaan Tuhan yang sangat berharga, namun selalu berpikir saya lebih penting dan lebih berharga daripada orang lain, yang penting saya dan bukan orang lain. 

Allah menciptakan manusia didalam kebebasannya bertindak, berpikir, merasakan dan melakukan, namun yang perlu disadari bahwa kebebasan tersebut hanya berlaku sejauh didalam diri manusia itu sendiri, dia tidak bisa menerapkan kebebasannya diluar dari dirinya sendiri, kebebasan yang terbatas. Tapi karena keserakahan manusia dia ingin selalu bebas melakukan melampaui dirinya sendiri tanpa memikirkan bahwa orang lain juga memiliki kebebasan yang sama, manusia mulai didalam keberdosaannya merampas kebebasan orang lain. 

Hal ini muncul bahkan menjadi salah satu paham kontemporer zaman ini yang sangat berbahaya karena sudah mulai merasuki pikiran manusia, seorang filsuf Italia Giovanni Pico Della Mirandola dengan idenya tentang "nilai Manusia" dengan paham Humanisme sebagai payungnya mengatakan bahwa "Manusia diciptakan tidak bersifat duniawi maupun surgawi. Dia dapat turun nilainya dan berubah seperti binatang tapi dia juga dapat naik kesurga - semuanya terletak pada kehendaknya sendiri" Moral manusia akan turun sampai seperti binatang yang tidak dapat lagi menghargai sesamanya manusia, yang bisa saling terkam satu dengan yang lainnya hanya untuk kepentingan diri sendiri, sehingga hak asasi manusia lainnya direbut dan tidak diberi penghargaan sedikitpun. 

Setiap hari dalam perjalanan ke kampus saya menggunakan transportasi komuter, yang unik adalah ketika jam sibuk ketika sudah menumpuk banyak orang yang sedanga menunggu kereta dan mendengar pengumuman bahwa kereta yang mereka tunggu akan tiba maka mereka bersiap-siap seperti sedang berlomba untuk naik di kereta tersebut, sebelum pintu kereta terbuka ada pengumuman bahwa mempersilahkan penumpang yang akan turun terlebih dahulu barulah boleh masuk ke dalam kereta, namun karena takut tidak mendapatkan tempat duduk maka pengumuman tersebut tidak lagi diperdulikan sambil berdesakan, mendorong dan bahkan ada yang terjatuh mereka berebutan masuk kedalam kereta untuk mendapatkan tempat duduk tanpa mempedulikan ibu hamil, anak kecil bahkan orang tua, melihat hal tersebut membuat hati menjadi sedih, manusia tidak lagi bisa saling menghargai untuk bertoleransi memberikan kesempatan orang untuk turun terlebih dahulu, memberi kesempatan kepada yang tua, ibu hamil dan anak kecil bersama orang tuanya untuk naik dan duduk terlebih dahulu. 



Sikap toleransi yang harus dikembangkan adalah saling menghargai sesama manusia sebagai ciptaan Allah yang sempurna yang juga memiliki hak yang sama, kalau setiap orang memiliki penghargaan terhadap sesama manusia walaupun kebutuhan yang berbeda maka saya yakin dunia ini akan sangat nyaman, dimana orang mau antri dengan tertib untuk menghargai orang lain yg juga mau antri, memberi tempat yang layak bagi mereka yang butuh untuk ditolong dan diberi tempat kfhusus karena kekurangan fisik yang terejadi pada mereka. Oh indahnya toleransi hidup ini tanpa memikirkan agama orang tersebut, tanpa memikirkan status sosial yang dimilikinya, tanpa terjerat pada warna kulit, rambut, bahasa dan budaya. 

Memang hak semua manusia sama, namun belajar memberikan hak kita kepada orang yang pantas menerimanya akan membuat hidup kita lebih berarti, sudah menjadi berkat buat orang lain. Setelah masuk kedalam kereta yang penuh sesak ada ibu-ibu yang karena tidak berdesakan masuk belakangan dengan anak dan yang hamil, ada bagian tempat yang memang dikhususkan bagi mereka namun beberapa orang yang sehat walafiat cuma mungkin sedikit letih duduk ditempat tersebut dan dengan sengaja memejamkan mata seakan tidak mau tahu kalau tempat tersebut harus diberikan kepada orang tua, ibu hamil dan orang tua yang membawa anak-anak, memperlihatkan hal yang tidak "pantas," namun syukur ada orang yg juga berbaik hati berdiri dan memberikan tempatnya bagi ibu tua, ibu hamil dan anak-anak, oh ternyata masih juga ada orang yang memiliki sikap toleransi terhadap sesama manusia, syukurlah. 

Melihat manusia lain adalah ciptaan Allah yang mulia menjadi dasar bertoleransi didalam dunia untuk saling menghargai, menolong, menguatkan dan membagikan sukacita kepada banyak orang. Oh dunia Ku, hai manusia Ku, pandanglah siapakah sesamamu manusia?